Membangun Peta Pikiran pada Siswa dalam Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Diskusi

Main Article Content

Asnawi Asnawi

Abstract

Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah. Mutu pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk mengimbangi perkembangan teknologi.Sehingga seorang guru harus dapat mengetahui karakteristik peserta didik terlebih dahulu. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode diskusi  dalam meningkatkan hasil belajar membuat peta pikiran siswa. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Siak Hulu, berdasarkan pengamatan di lapangan pada pelajaran IPA ditemukan fenomena pencapaian hasil belajar siswa kurang dari KKM atau dikatakan belum berhasil. Diketahui bahwa berdasarkan pre tes yang dilakukan pada mata pelajaran IPA khususnya siswa kelas VIII.2 mengenai peta pikiran dari 33 siswa terdapat 28 orang atau 84.8% siswanya tidak tuntas atau lebih kecil hasil belajarnya dibandingkan dengan KKM yang ditetapkan yakni 78. Metode penelitian yang digunakan adalah metode tindakan kelas dan hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar melalui diskusi  Siklus I, II dan III ketuntasan individual baru mencapai 15.2%, kemudian 39.40% dan 97.0%. Potret pembelajaran IPA belum mencapai tujuan yang diharapkan guru yang tertuang dalam indikator kinerja > 85% dari jumlah siswa dalam kelas telah mencapai ketuntasan belajar individual.  Terdapat peningkatan hasil belajar IPA materi membuat peta pikiran pada pelajaran IPA kelas VIII SMP N 1 Siak Hulu dengan menerapkan metode diskusi  sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.

Article Details

Section
Articles

References

Agus, D., dan Rosmaini, S., 2006, Strategi Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar, Cindikia Insani, Pekanbaru.

Arni,Muhammad, 2005, Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi Aksara

Depdikbud. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ibrahim.,Muslimin., dan Nur, M., 2000, Pembelajaran Diskusi, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Imron, Ali,. Maisyaroh,. Burhanuddin, 2003, Manajemen Pendidikan. Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan, Universitas Negeri Malang, Malang.

Koswara, Deni dan Halimah, 2008, Bagaimana Menjadi Guru Kreatif?, Pribumi Mekar, Bandung.

Nana Sudjana. 2005. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Oemar Hamalik, 2002, Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Prayitno. 2002, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta. Rhineka Cipta

Slameto, 1995. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta
Slavin, R.E., 1995, Cooperative Learning Theory, Research and Practice, Allynd Bacon, Boston.

Soetomo. (1993). Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Cetakan Ke-1. Surabaya: Usaha Nasional.

Suroto, B., Novita, N., Pailis, E. A., Waldelmi, I., & Fatkhurahman, F. (2017). Metode Penelitian Tindakan Solusi Bagi Masalah Sosial. Jurnal Diklat Review, 1(1), 25-28.

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. (Jakarta: PT. Rineksa Cipta).

Syaiful Sagala, 2009, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Alfabeta, Bandung.

Trianto., 2007, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Usman, 2002, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung