PENGELOLAAN LINGKUNGAN MELALUI EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL TESSO NILO-RIAU
DOI:
https://doi.org/10.35446/dayasaing.v5i3.404Keywords:
community based ecotourism, national park, development strategyAbstract
Ekowisata berbasis masyarakat dapat digunakan sebagai alat bagi masyarakat lokal untuk melestarikan hutan lokal mereka sendiri (hutan konservasi). Itu harus dilakukan untuk melindungi hutan dari masalah antropogenik termasuk pembalakan liar, perburuan liar, perambahan, dan kebakaran hutan. Kondisi ini juga terjadi di salah satu dari lima puluh taman nasional di Indonesia yaitu Taman Nasional Tesso Nilo (TNNP). Otoritas TNNP dan mitranya mempromosikan ekowisata berbasis komunitas untuk komunitas lokal di area TNNP. Sebagai konsekuensi dari pencarian pada solusi tunggal atau satu set dari mereka, untuk mengatasi masalah yang disebutkan di atas dan itu menjadi latar belakang penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat implementasi kegiatan ekowisata berbasis masyarakat di TNNP dan menjelaskan implikasi kegiatan ekowisata, serta membuat strategi pengembangan ekowisata di TNNP. Ini adalah studi deskriptif yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif untuk menentukan kondisi pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat di zona pemanfaatan TNNP, untuk melihat implikasi yang dihasilkan dari pengelolaan ekowisata dan akhirnya membuat rekomendasi dalam bentuk strategi pengembangan ekowisata di TNNP. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Lubuk Kembang Bunga dalam pengelolaan ekowisata telah melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian. Masyarakat menerima banyak bantuan dari berbagai pemangku kepentingan untuk mengelola kegiatan ekowisata di zona pemanfaatan TNNP. Masyarakat telah menerapkan sebagian besar prinsip dan kriteria ekowisata berbasis masyarakat dalam kegiatan ekowisata dan masih membutuhkan perbaikan. Kegiatan ekowisata di TNNP menghasilkan manfaat positif bagi pengelolaan TNNP dan masyarakat Desa Lubuk Kembang Bunga. Strategi pengembangan ekowisata di TNNP membuat manajemen kolaboratif di zona pemanfaatan TNNP untuk kegiatan ekowisata berbasis masyarakat dan menggabungkan upaya konservasi in-situ dengan kegiatan ekowisata.
References
Anggraheni, B.L. 2012. Pengetahuan Lokal Pemanenan Madu Hutan Tesso Nilo. IPB: Tesis (Tidak dipublikasikan).
Anonim. Tanpa tahun. Ecotourism in Kerinci with Wild Sumatera. http://www.21stcenturytiger.org/donate/tiger-shop/ecotourism-with-wild- sumatra/. [3 November 2015].
Anonim. 2013. Metode Konservasi Genetik. Buletin Konservasi Biodiversitas Raja 4: 2 - 9.
Ariyanto, D. tanpa tahun. Pengelolaan Taman Nasional Berbasis Resort. http://tnalaspurwo.org/wp-content/uploads/2012/04/art_makalah_tn_ basrot.pdf. [26 Agustus 2015].
Azizah, C. 2013. Metoda Analisis Kebutuhan Air dalam Mengembangkan Sumberdaya Air. Lentera: 13-1.
Babbie, E. R. 2009. The Practice of Social Research. Wadsworth Publishing: 12 Edition.
Balai Taman Nasional Kutai. 2009. Lokakarya Taman Nasional Kutai, Membangun Kesamaan Visi dan Kesatuan Gerakan dalam Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam Taman Nasional Kutai Secara Terpadu. http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/Pnach567.pdf. [26 Agustus 2015].
Balai Taman Nasional Tesso Nilo. 2009. Review Rencana Pengelolaan Taman Nasional Tesso Nilo Tahun 2010-2029. (Tidak dipublikasikan).
Balai Taman Nasional Tesso Nilo. 2010. Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Tesso Nilo Tahun 2010. (Tidak dipublikasikan).
Balai Taman Nasional Tesso Nilo. 2015a. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Tesso Nilo Tahun 2015-2024. (Tidak dipublikasikan).
Balai Taman Nasional Tesso Nilo. 2015b. Zonasi Taman Nasional Tesso Nilo. (Tidak dipublikasikan).
Basalamah, F., et al. 2010. Status Populasi Satwa Primata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat. Jurnal Primatologi Indonesia, Vol.7, No.2, 55-59. Pusat Studi Satwa Primata, Institut Pertanian Bogor.
Bicard, S. C., Bicard, D. F. dan The Iris Center. (2012). Defining Behaviour. http://iris.peabody.vanderbilt.edu/case_studies/ICS-015.pdf. [3-11-2015]
Bismark, M. dan Sawitri, R. 2007. Pengembangan dan Pengelolaan Daerah Penyangga Kawasan Konservasi. Makalah Utama pada Ekspose Hasil- Hasil Penelitian: Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.
Bjork, P. 2000. Ecotourism from a conceptual perspective, an extended definition of a Unique Tourism form. International Journal of Tourism Research, 2, 189-202.
Carlson, L. and Berkes, F. 2005. Co-management: Concepts and Methodological Implications. Journal of Environmental Management 75, 65-76.
Cresswell, J.W. 2013. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Putaka Pelajar.
Damanik, J. dan H.F. Weber 2006. Perencanaan Ekowisata, dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Denman, R. 2001. Guideline for Community Based Ecotourism Development. UK: WWF International.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF Indonesia. 2009. Prinsip dan Kriteria, Ekowisata Berbasis Masyarakat.
Diamanti, D. 1998. Environmental Auditing: A Tool In Ecotourism Development. Eco-Management and Auditing 5: 15-21.
Evans, M.S. dan Birchenough, A.C. 2001. Community-based Management of the Environment: Lessons from the Past and Options for the Future. Aquatic conservation: Marine and Freshwater Ecosystem, 11, 137-147.
Fadlilah, A.Y. 2015. Kajian CO-management Dalam Pengelolaan Lingkungan Pada Program Biogas Rumah (Biru) di Kabupaten Ponorogo. Unpad: Tesis (tidak dipublikasikan).
Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Fandeli, C. 2012. Bisnis Konservasi, Pendekatan Baru dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fandeli, C. dan M. Nurdin. 2005. Pengembangan Ekowisata Berbasis Konservasi di Taman Nasional. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan dan Pusat Studi Pariwisata UGM.
Gillison, A.N. 2001. Vegetation survey and habitat assessment of the Tesso Nilo forest complex. Biodiversity Survey in Tesso Nilo Sumatera Indonesia. WWF-US.
Graburn, N.H.H. 2001. What is Tradition? Museum Anthropology 24 (2/3), 6-11.
Gui Yan-li, Fan Yan-gang, dan Liu Ji-sheng. 2004. Community-Based Ecotourism in Nature Reserve of China. Chinese Geographical Science Vol. 14, Nomor 3, hal. 276-282.
Hackel, J.D. 1999. Community Conservation and the Future of Africa's Wildlife. Conservation Biology, 13, 4, 726-734.
Hernoko, A.Y. 2008. Hukum Perjanjian Azas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial. Jogjakarta: Laksbang Mediatama.
Heywood, V. H. dan M.E. Dulloo. 2005. In-situ Conservation of Wild Plant Species: a critical global review of good practices. IPGRI Technical Bulletin No.11.
Hudisaputra, A.K. 2012. Pengelolaan Wilayah Pesisir Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus, Melalui Pengembangan Ekowisata. Unpad: Tesis (tidak dipublikasikan).
Indrawan, M., et.al. 2014. Co-management and the creation of national parks in Indonesia: positive lessons learned from the Togean Islands National Park. Journal of environmental planning and Management, 57, 8, 1183- 1199.
Indriyanto. 2012. Menghayati Makna Peringatan Hari Bumi. Unila: Artikel Ilmiah. IUCN. 2008. Defining Protected Areas: an international conference in Almeria, Spain. Gland, Switzerland: International Union for Conservation of Nature. 220 pp.
Jogja Tourism Training Center Universitas Gadjah Mada (JTTCUGM). Tanpa Tahun. Faktor Pendukung Ekowisata. http://jttcugm.com/faktor- pendukung-ekowisata/. [17 Juli 2014].
Kementerian Dalam Negeri. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Dekonsentrasi, Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat. Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah- Kementerian Dalam Negeri.
Kementerian Kehutanan. 2010. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam tahun 2010-2014. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan UNDP. 2000. Agenda Pariwisata Untuk Pengembangan Kualitas Hidup Secara Berkelanjutan.
Kiss, A. 2004. Is Community-Based Ecotourism a Good Use of Biodiversity Conservation Funds?. TRENDS in Ecology and Evolution Vol. 19 N0.5.
Lannon, R. 2008. 12 Rules of Delegation. http://www.pmhut.com/12-rules-of- delegation. [26 Agustus 2015].
LIPI (Pusat Penelitian Biologi) dan WWF Indonesia. 2003. Keanekaragaman Hayati di Tesso Nilo, Provinsi Riau. (Tidak Dipublikasikan).
Lubis, H.S. 2006. Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas Di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat Sumatera Utara. USU: Tesis (tidak dipublikasikan).
MacKinnon, J dan Kathy Mackinnon. 1986. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Mitchell, B., B. Setiawan, dan D.H. Rahmi. 2010. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Mitchell, R., Wooliscroft, B., dan Higham, J.E.S. 2013. Applying Sustainability in National Park Management: Balancing Public and Private Interest Using a Sustainable Market. Journal of Sustainable tourism. 21, 5, 695- 715.
Mulyana, A., et al. 2010. Kebijakan Pengelolaan Zona Khusus, Dapatkah Meretas Kebuntuan Dalam Menata Ruang Taman Nasional di Indonesia? http://www.cifor.org/publications/pdf_files/infobrief/001- BriefI.pdf. [26 Agustus 2015].
Nugroho, I. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nursyamsiah. 2009. Kajian Potensi Pengembangan Ekowisata Pada Lansekap Panaruban, Kabupaten Subang. Unpad: Tesis (tidak dipublikasikan).
Pusat Penelitian Biologi LIPI dan WWF Indonesia. 2003. Keanekaragaman Hayati di Tesso Nilo, Provinsi Riau.
Rakatama, A. 2013. Kegiatan Ekstraksi Kayu Bakar Dari Taman Nasional Way Kambas Untuk Pemenuhan Energi Rumah Tangga. Unpad: Tesis (tidak dipublikasikan).
Rice, D. 2001. Community Based Forest Management: The Experience of the Ikalahan. Forest, Trees and Livelihoods, 11, 127-148.
Riharno, et al. 2009. Menuju Pengelolaan Taman Nasional Mandiri: Pengelolaan Berbasis Resort, di Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. IPB: Artikel Ilmiah. (tidak dipublikasikan).
Rochmantyo, Y. 2014. Cadangan Karbon Pada Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia. Jogjakarta: Kanisius.
Rodwell LD., Lowther J., Hunter C., Mangi SC. 2014. Fisheries co-management in a new era of marine policy in the UK?: A preliminary assessment of stakeholder perceptions. Marine Policy 45:279–286.
Sastrayuda, G. S. 2010. Konsep Resort and Leisure: Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort and Leisure. STBA Yapari-ABA: Handout Mata Kuliah.
Sekartjakrarini, S. 2004. Ekowisata: Batasan dan Pengertian. Dalam Seri Ekowisata. Jakarta: IdeA.
Sen, S., dan Nielsen, J.R. 1996. Fisheries Co-Management: A Comparative Analysis. Marine Policy, 20, 5, 405-418.
Senyk, J. 2005. Lessons from the Equator Initiative: Community-based Management by Pred Nai Community Forestry Group in the Mangroves of Southeastern Thailand. Winnipeg: Natural Resources Institute. University of Manitoba.
Shackelton, S., et al. 2002. Devolution and Community-Based Natural Resource Management: Creating Space for Local People to Participate and Benefit? ODI, Natural Resource Perspective (76).
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soemarwoto, O. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Sukmantoro, W., et al. 2010. Assesment on Ecotourism in Tesso Nilo National Park and Its Surrounding Areas. WWF Indonesia-Program Riau: Technical Report.
Sulistiani, S.N., et al. 2011. Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat di Desa Malasari, Taman Nasional Gunung Halimun Salak. IPB: Artikel Ilmiah (tidak dipublikasikan).
Suwantoro, G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sumardi, dkk. 1997 Penilaian Nilai Budaya Daerah Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta Depdikbud. Yogyakarta
Syahid, A. R. 2015. Ecotourism, Pariwisata Berwawasan Lingkungan. http://studipariwisata.com/analisis/ecotourism-pariwisata-berwawasan- lingkungan/. [23 November 2015].
Terry, G. R. 1986. Asas-Asas Manajemen. Bandung: Penerbit Alumni.
Thakadu, O. T. 2005. Success Factors in Community-based Natural Resources Management in Northern Botswana: Lessons from Practice. Natural Resource Forum. 29, 199-212.
Tran, D.T.T., et al. 2015. Tourists’ Preferences Toward Ecotourism Developtment and Sustainable Biodiversity Conservation in Protected Areas of Vietnam – The Case of Phu My Protected Area. Journal of Agricultural Science. 7. 8. 81-89.
Trimble M. dan Berkes F. 2013. Participatory research towards co-management: Lessons from artisanal fisheries in coastal Uruguay. Journal of Environmental Management 128: 768–778.
Wahyuni, N.I. dan Mamonto, R. 2012. Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Nasional dan Sumberdaya Hutan: Studi Kasus Blok Aketajawe, Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Info BPK Manado Vol. 2 No.1.
Wallace, G., dan Pierce, S. 1996. An Evaluation of Ecotourism in Amazonas, Brazil. Annals of Tourism Research, 23, 4, 843-873.
World Agroforestry Center. Tanpa tahun. Pemeliharaan Permudaan Alam. http://worldagroforestry.org/sea/Publications/files/book/BK0034- 04/BK0034-04-6.pdf. [23 November 2015].
World Bank. 1999. Report from the International Workshop on Community-Based natural Resource Management (CBNRM), Washington, DC.
World Tourism Organization. 1995. UNWTO Technical Manual: Collection of Tourism Expenditure Statistic. http://pub.unwto.org/WebRoot/Store/ Shops/Infoshop/Products/1034/1034-1.pdf. [26 agustus 2015].
WWF Indonesia. 2015. Mengelola Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kalimantan Barat. http://www.wwf.or.id/?40164/Mengelola-Ekowisata- Berbasis-Masyarakat-di-Kalimantan-Barat. [23 November 2015].
Yara, R.A. 2011. Studi Pengembangan Ekowisata di Kawasan Karst Citatah Padalarang Bandung. Unpad: Tesis (tidak dipublikasikan).