STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI TEMPE DI DESA KOTA BARU KECAMATAN KUNTO DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

Main Article Content

Rina Febrinova
Ikhsan Gunawan

Abstract

Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki beberapa sektor yang menjadi andalan yang mampu menopang kehidupan masyarakat. Salah satu sektor yang  menjadi andalan tersebut adalah sektor pertanian. Pembangunan pertanian harus  disertai dengan pengembangan industri, baik  industri hulu maupun industri hilir. Pengembangan sektor pertanian ini selanjutnya tidak hanya untuk meningkatkan jumlah produksi saja, tetapi juga meningkatkan nilai tambah, meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan keterampilan pengusaha serta dapat meningkatkan  pendapatan produksi  dari  produk  tersebut  yaitu dengan  cara  melakukan  usaha agroindustri. Salah satu usaha agroindustri yang ada di kabupaten rokan hulu adalah usaha agroindustri Tempe yang terletak di desa Kota Baru kecamatan Kunto Darussalam. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan gambaran wilayah penelitian, karakteristik petani, keragaan usahatani. Pada fokus kajian tujuan pertama penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis  pendapatan. Bahasan ini bertujuan untuk mengetahui struktur biaya, penerimaan, pendapatan yang diterima oleh petani. Pada fokus kajian tujuan dua digunakan analisis kelayakan Usaha Agroindustri Tempe. Berdasarkan  hasil  penelitian, diketahui rata-rata  total  biaya  yang  dikeluarkan industri  tempe adalah  sebesar  Rp. 6.886.000,- per bulan, rata-rata penerimaan sebesar Rp. 8.250.000,- perbulan, untuk rata-rata keuntungan sebesar    Rp. 1.364.000,- perbulan. Dengan  rata-rata  harga  jual  yang  diterima  dalam  usaha  industri  tempe sebesar  Rp.1.500,-. Hasil  analisis  kelayakan  finansial  pada Usaha Agroindustri Tempe dinyatakan layak dengan nilai Net Present Value sebesar Rp. 45.354.432,- yaitu positif (NPV>0) Internal  Rate  of  Return  (IRR)  15%  dimana  IRR  tersebut  lebih  besar  nilainya  dibandingkan  nilai discount factor yang berlaku yaitu 12%, sedangkan R/C yaitu 1,20 bernilai lebih dari 1, Pay Back Period (PBP)  selama  4 bulan  32 hari,  dan  Break  Even  Point  (BEP)  harga Rp. 14.783,- sedangkan BEP produksi sebanyak 56.414 bungkus,  artinya usaha agroindustri tempe mengalami keuntungan maupun kerugian sebelum umur ekonomis peralatan berkhir. Adapun kendala- kendala yang dihadapi agroindustri Tempe di desa Kota Baru kecamatan Kunto Darussalam adalah harga kedelai sebagai bahan baku utama industri tempe cenderung fluktuatif  menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan juga semakin besar.


 


Kata Kunci: Pendapatan, Kelayakan Finansial, Tempe

Article Details

Section
Articles

References

Alfina. (2016). Analisis pendapatan industri tempe. Skripsi agribisnis.

Astawan. (2008). Studi kasus kelurahan penyengat rendah. skripsi.

Cahyadi. (2007). pengaruh varietas dan jarak tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. jurnal agribisnis.

Fahrurrozi. (2017). Studi Kasus Pada Usaha Agroindustri Tahu Bapak Sudarno di Desa Rambah Muda Kecamatan Rambah Hilir. Skripsi Agribisnis.

Masahid. (2014). manajemen usaha kecil. BPFE universitas gadjah mada 155 hal.

Nazir. (2011). metode penelitian. jurnal agribisnis.

Pertanian, D. (2008). riau.litbang.pertanian.go.id/ind/ndex.php/beritamainmenu-26/64. artikel.

Rochdiani, D. (2017). analisis usaha agroindustri tahu (studi kasus di kelurahan indihiang kecamatan indihiang. jurnal agribisnis.

Sarah. (2001). dasar dasar agronomi edisi revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sari. (2002). asosiasi siklus hidup perusahaan dengan incremental valuerelevane informasi laba. jurnal riset.

Soekartawi. (2001). pengantar agroindustri edisi 1 jakarta cetakan 2. Jakarta: PT. Raja grafindo persada hal 152.

Sudarmaji, m. (1977). ilmu agroindustri teori dan aplikasi menuju sukses. unhalu perss kendari.

Suprapti. (2003). analisis usaha. UI perss jakarta.

T, a. (2005). budidaya kedelai dengan pemupukan yang efektif . Penebar swadaya, 104.

Wardani, C. R. (2008). Analisis usaha pembuatan tempe kedelai di kabupaten purworejo. skripsi